SEJARAH PERPECAHAN KRISTEN (KATOLIK & PROTESTAN)
Agustus 26, 2012
Uncategorized
Ada apa dengan Katolik ?, Ada Apa dengan Kristen Protestan ?, Paulus VS Maria, Sejarah Lengkap Kahirnya Mazhab Kristen Protestan, Sejarah Lengkap Lahirnya Aliran dalam Kristen, SEJARAH PERPECAHAN KRISTEN (KATOLIK & PROTESTAN)
1 Komentar
Awalnya, terjadi perpecahan antara “Kristen yang menginduk pada
kekuasaan formal Kekaisaran Romawi” (Tahta Suci Vatikan) dengan “Kristen
yang mengakui Maria Magdalena sebagai pewaris ajaran Yesus “ (Kaum
Gnostik). Kelompok pertama mengikut pada sosok Petrus yang meyakini jika
kepemimpinan agama harus dari kaum pria, sebab itu dia membenci Maria
Magdalena. Sedang yang kedua menyatakan jika Maria Magdalena-lah yang
sebenarnya pewaris sah dari ajaran Yesus. Istilah “Gnostik” berasal dari
bahasa Yunani ‘Gnosis’ yang berarti ‘pengetahuan’. Kaum Gnostik ini
menisbatkan Maria Magdalena sebagai ‘The Iluminatrix” atau “Yang
tercerahkan”. Menurut banyak literatur, Sepeninggal Yesus, Maria
Magdalena ditangkap penguasa Roma dan dibuang ke tengah laut dengan
menyanderanya dalam sebuah perahu yang tidak memiliki layar dan tidak
memiliki kemudi. Maksud dari penguasa Roma tentu gampang ditebak: mereka
ingin agar Maria Magdalena ini menemui ajal karena kelaparan dan
kehausan di tengah laut. Namun perahu tersebut ternyata bisa mendarat di
pantai selatan Perancis. Maria Magdalena selamat dan mengembangkan
ajarannya di sana. Sampai kini, wilayah selatan Perancis dipenuhi dengan
gereja-gereja bundar yang tidak lazim seperti halnya gereja Barat.
Mereka mengkultuskan Maria Magdalena sebagai The Sacred Feminine dan
mengangap Vatikan sebagai pihak yang merebut warisan Yesus secara tidak
sah. Dan Burstein, penulis The Secrets of Mary Magdalene (2006) menulis,
“Dalam kacamata kaum Gnostik, para penguasa Kekaisaran Romawi merupakan
para Kaisar Pagan, musuh dari Yesus, yang merebut gerakannya dan
membalikkan filosofi ajaran Yesus, mengubah kekristenan menjadi agama
resmi yang hierarkhis, patriarkhis, dan imperialistis. ..Romawi
membalikkan ide revolusioner anti- materi Yesus dengan menggunakan agama
Kristen untuk menjustifikasi pengumpulan dan penumpukkan kekuasaan dan
kekayaan. Bukannya mendorong aktualisasi diri yang tertanam dalam
berbagai dokumen gnostik seperti Injil Thomes dan Injil Mara, mereka
menggunakan injil-injil yang telah mereka setujui sendiri untuk
menghilangkan pelayan, budak-budak, dan bala-tentara. Mereka
menghilangkan pencarian untuk mencapai pemahaman diri dan juga kemampuan
untuk berhubungan dengan secara langsung dengan Tuhan, dengan
menempatkan pada agama Yesus ini, yang seharusnya sederhana dan tanpa
perantara, sebuah infrastruktur yang berisi para pendeta dan paus,
gereja-gereja, pengakuan, katedral- katedral, dan crusades…” Sebab itu,
sampai sekarang, Vatikan sarat dengan segala hal yang terkait agama
pagan. Mulai dari tongkat Dewa Matahari Paus, Obelisk di tengah Katedral
St. Peter, sampai dengan pengistimewaan Hari Dewa Matahari, The Sun-Day
(Sunday), sebagai hari beribadah. Sikap kaum Gnostik yang tidak mau
tunduk di bawah Vatikan menyebabkan mereka dituding sebagai gerakan
sesat (Heresy atau Bid’ah). Pada tahun 1209, Vatikan mengirim 30.000
tentaranya untuk menyerbu dan menghabisi Kaum Gnostik yang berpusat di
Selatan Perancis, daerah Languedoc. Inilah Perang Salib pertama yang
digelorakan Vatikan, perang antara Kristen Formal melawan umat Kristiani
Gnostis, yang dikenal dalam sejarah sebagai Perang Salib Albigensian.
Di kota Bezire saja terbunuh 15.000 lelaki, perempuan, dan anak-anak
kecil. “Ketika itu, seorang perwira menanyakan kepada wakil Paus
bagaimana dia dapat membedakan orang-orang yang dituduh melakukan bid’ah
(Kaum Kathari) dengan orang-orang yang beriman. Jawaban wakil Paus
sungguh mengagetkan, “Bunuh saja semua. Tuhan akan mengenali hamba-Nya
sendiri.” (Michael Baigent dkk, “The Holy Blood, Holy Grail”, 1982).
Sejarah Dunia menyebutkan jika Perang Salib Albigensian merupakan
genosida pertama yang terjadi di Eropa. Perpecahan ini terjadi sebelum
munculnya gerakan Protestan yang dimotori oleh Martin Luther pada tahun
1517 Sepeninggal Yesus, kekristenan telah terpecah ke dalam dua kelompok
besar: Petrus menurunkan kekristenan formal yang menginduk pada
kekuasaan Kaisar Roma di Vatikan, dan yang kedua— berhadapan secara
diametral, adalah bentuk kekristenan Gnostik yang dibawa oleh Maria
Magdalena. Akibat kejumudan Gereja dan penyalahgunaan wewenang kekuasaan
kepausan, pada tanggal 31 Oktober 1517, seorang Martin Luther dengan
berani mengeluarkan 95 pernyataannya yang berisi protes terhadap
otoritas Kepausan, karena itu gerakannya disebut Protestanisme. Dalam
waktu singkat, Martin Luther mendapatkan pengikut. Selain Protestanisme,
muncul pula John Calvin yang menyuarakan Calvinisme. Inilah dua gerakan
reformasi dan gugatan terhadap otoritas Gereja Katolik Roma yang
sama-sama berawal di Inggris. Diam-diam, gerakan perlawanan terhadap
Kepausan di Vatikan dimanfaatkan kaum Yahudi Eropa yang dulunya banyak
yang merupakan mantan anggota Templar. Ordo ini sangat sakit hati
terhadap Vatikan karena pada tahun 1307 pernah dikejar-kejar dan
dibantai oleh
Paus Clement V. Namun Martin Luther yang mengetahui hal ini segera mengingatkan pendukungnya untuk waspada terhadap penumpang gelap Yahudi, yang memiliki niat lain tapi menunggangi gerakannya. Martin Luther bahkan memerintahkan para pengikutnya agar tidak berhubungan dengan kaum Yahudi dalam hal apa pun. Sekte atau aliran di dalam kekristenan, maupun Katolik, sangat banyak. Dalam Protestan saja ada sekurangnya
200 aliran. Belum lagi Katolik dengan kaum Gnostik. Soal Injil, kitab ini ditulis tidak pada zaman Yesus ketika masih hidup. Awalnya, terdapat banyak sekali Injil yang beredar dan ditulis oleh orang- orang yang mengaku sebagai murid Yesus. Injil ini terbagi ke dalam dua kelompok besar: Pertama, Injil yang mengakui Yesus sebagai Tuhan, ini disebut sebagai Kaum Trinitarian dan dipimpin oleh Anathasius. Kedua, Injil yang megakui Yesus hanya sebagai Rasul, bukan Tuhan. Kelompok ini disebut kaum Unitarian, dipimpin oleh Arius. Pada tahun 325 M di Nicea, Kaisar Konstantin menggelar Konsili untuk menyeleksi Injil mana saja yang dianggap sah. Akhirnya, Konstantin memenangkan kaum Trinitarian. Arius dan para pengikutnya dibuang. Sedangkan InjiI-Injil kaum Unitarian dibakar habis, seperti Injil Barnabas, Injil Thomas, Injil Maria, Injil Hermes of Sheperd, dan sebagainya. Injil-Injil ini dikenal dengan istilah Injil Gnostik. Sampai sekarang, ada sejumlah Injil Gnostik yang terselamatkan namun hanya bisa dibaca oleh tokoh-tokoh Katolik, bukan umatnya. Sebab itu Injil ini disebut juga sebagai Injil Apokripa, Injil Yang Disembunyikan. James Carroll, alumna dari The Paulis Father Seminary AS dan mantan Pendeta Katolik yang menceburkan diri sebagai penulis, menyatakan jika semua Injil yang berlaku sekarang bukanlah sebuah catatan tentang kesaksian kehidupan dan ajaran Yesus. “Mereka ditulis antara 35 sampai 65 tahun dari wafatnya Yesus, sebuah pengentalan dari berbagai tradisi oral yang telah memiliki bentuk di dalam komunitas Kristen yang terpencar. Yesus wafat sekitar tahun 30 M. Injil Markus, Matius, dan Lukas ditulis pada sekitar tahun 65 sampai 85 M dan memiliki sumber-sumber dan tema-tema yang sama. Injil Yohanes dibuat sekitar tahun 90 dan 95 M dan juga memiliki cirinya sendiri.”
Empat kanon inilah yang sekarang dipakai oleh umat Kristiani dunia. Jangan lupa, di tahun 70 M, Kaisar Romawi Titus menyerbu dan menghancurkan orang-orang Yahudi di Yerusalem. Haikal Sulaiman dihancurkan untuk kedua kalinya. Situasi politik ini turut mewarnai tradisi oral yang kemudian ditulis menjadi Inil. Keempat kanon atau Injil resmi ini di Eropa ditulis ulang oleh beberapa orang, diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan juga bahasa- bahasa Eropa lainnya. Salah satunya oleh King James yang berbahasa Inggris. Sedangkan perjanjian baru adalah surat-surat dari Paulus, Yahudi dari Tarsus. Siapa Scofield dan bagaimana “Injilnya”? Cyrus Ingerson Scofield (lahir 19 Agustus 1843) adalah seorang veteran perang saudara Amerika. Dia sama sekali bukan ahli agama, pastor, atau pun sarjana. Scofield tak lebih dari seorang petualang yang pintar berbicara dan mudah meyakinkan orang. Tipikal orang seperti inilah yang kemudian dirasa cocok oleh Konspirasi Yahudi untuk menjalankan misinya mengubah penafsiran umat Kristen terhadap Alkitab, yang mampu membawa rahasia ini ke dalam liang kuburnya. Latar belakang Scofield sendiri berasal dari keluarga yang berantakan, punya catatan kejahatan, dan sering menipu orang. Awal abad ke-20, Scofield mulai memberikan catatan kaki pada Injil versi King James. Ayat-ayat di dalam Injil tersebut sama sekali tidak diganti, namun di bawahnya diberi banyak sekali catatan-catatan kaki yang seluruhnya berisi dukungan dan pembenaran bagi berdirinya negara Zionis-Israel di tanah Palestina. The Oxford University membayar Scofield yang disebutnya sebagai pastor dan menerbitkan Injil tersebut dengan jumlah yang teramat besar. Di tahun 1908 Scofield merampungkan penulisan catatan kakinya ini dan Injil versi King James yang telah ditulisi ratusan bahkan ribuan catatan kakinya itu disebut sebagai The Scofield Reference Bible, The Holy Bible. Oxford University Press menerbitkan Injil Scofield pada tahun 1909 dan melakukan promosi gila-gilaan sehingga Injil Scofield menjadi Injil paling laris di Amerika Serikat. Di dalam Injilnya, Scofield sebenarnya meneruskan pandangan John N. Darby yang secara umum telah diterima oleh, evangelikalisme arus utama dan fundamentalisme Protestan Amerika. Scofield Reference Bible kemudian menjadi Alkitab kaum fundamentalis Kristen di AS dan dunia. Seorang murid Scofield yang paling berpengaruh, Lewis Sperry Chafer, di tahun 1924 mendirikan Dallas Theological Seminary, Sekolah Theologi Amerika yang begitu bersemangat membela pandangan dispensasionalisme pra-millenialis Darby dan Injil Scofield, dan yang jelas juga, mereka membela habis-habisan kepentingan Zionisme. Selain Injil di atas, ada juga Injil Masonik, yakni Injil yang dipakai kaum Mason seluruh dunia. Mayoritas Presiden AS saat dilantik, termasuk Obama, menggunakan Masonic Bible ini. Dan memang, tidak setiap orang Kristen mengetahui tentang sejarah agamanya sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar